Pulau Harapan, Pulau Kami

Merupakan sebuah proyek percontohan pribadi yang kami mulai di sekitar tahun 2017. Melihat dengan kasat mata dampak serbuan sampah laut di pulau kecil yang mempunyai nama indah ini di Kepulauan Seribu yang hanya berjarak 2 jam dari ibukota negara dengan speed boat.

Sampah laut yang didominasi oleh kemasan plastik sekali pakai, berasal dari Teluk Jakarta dan Lampung menghantam pulau-pulau sesuai musim. Merusak hutan mangrove dan juga terumbu karang.

Hasil FGD kami di antara warga pulau tua muda dan laki-laki perempuan menyampaikan keprihatinan akan berkurangnya ikan di perairan sejak 10 -15 tahun terakhir yang menyebabkan banyak warga berubah profesi. Ikan terbaik dijual ke turis, atau dibuat kerupuk ikan untuk membantu perekonomian. Sementara serbuan pedagang dari Jawa menjajakan makanan gorengan menjadi pemandangan yang umum di pantai selain banyaknya usaha warung dari warga yang menjajakan berbagai makanan kecil minuman hingga kebutuhan sehari-hari untuk pulau mungil yang akhir pekan dipenuhi turis yang ingin ber-snorkeling menikmati Taman Laut Nasional dan penangkaran penyu khas Pulau Harapan.

Masalah gizi pada anak dan kesehatan keluarga hadir di pulau, kemungkinan sebagai dampak dari mahalnya bahan pangan yang harus diimpor dari Jawa karena pulau tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan protein maupun sayur buah secara mandiri bagi warganya, juga kurangnya pendidikan makan sehat dan masak sehat pada warga.

Masalah sampah pun bagai bom waktu. Sampah kemasan dari hasil pembelian semua keperluan warga pulau yang diimpor tersebut membanjiri tiap sudut pulau.

Sudah jatuh tertimpa tangga.

Dampak sampah laut kini tampak nyata.

Kita tentu tidak bisa menunggu laut bersih.

Kita tidak bisa menunggu produksi ikan perairan membaik.

Laju tumbuh kembang anak-anak tidak bisa dihentikan atau dilambatkan, kebutuhan dasar gizi dan pengetahuan mengolah makanan sehat bagi keluarga harus jadi prioritas. Disusul dengan tahap memberdayakan kantin dan kebun sekolah menjadi percontohan pangan sehat sederhana, dan kemudian tahap mengelola sampah pulau serta pemberdayaan ekonomi pulau yang ramah lingkungan.

Demikian pemikiran kami.

Untuk itulah kami menggandeng Gemass Indonesia (Gerakan Makan Sehat Anak Sekolah) bersama memulai tahap 1 proyek percontohan “Pulau Harapan, Pulau Kami”, yaitu memberi edukasi gizi pada guru, siswa SD dan orangtua.Masalah gizi pada anak dan kesehatan keluarga hadir di pulau, kemungkinan sebagai dampak dari mahalnya bahan pangan yang harus diimpor dari Jawa karena pulau tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan protein maupun sayur buah secara mandiri bagi warganya, juga kurangnya pendidikan makan sehat dan masak sehat pada warga.

Hasil awal yang amat menggembirakan antara lain saat melihat besarnya partisipasi para ibu yang berhasil membuat hidangan ikan non gorengan lezat hingga membuat para juri cilik anak dan juri dewasa yaitu kami dan chef sakit perut kekenyangan saat festival lomba masak sehat digelar di pulau menutup rangkaian edukasi gizi tahap satu. Harapan kami, para ibu ini kini lebih percaya diri akan bergiliran membantu kantin sekolah untuk menyediakan makanan sehat bagi anak-anak mereka.

Terimakasih kepada ACP (Association of Culinary Professionals) Indonesia dan PT Nutrifood Indonesia yang telah membantu tahap satu ini dengan memberikan beberapa kali pelatihan memasak sehat melalui para chef-nya yang khusus datang ke pulau.

Sayangnya,

Pandemi hadir di tanah air Maret 2020, menghentikan sementara langkah kami, namun semoga tak akan pernah menyurutkan harapan kami untuk tetap menemani warga mengembalikan HARAPAN mereka akan pulau indah tempat pertama kali mereka menaruh harapan untuk kehidupan yang lebih baik saat nenek kakek mereka memberi nama pulau tsb dengan nama Pulau Harapan.

 

Harapan kami sederhana:

Ingin agar Indonesia punya contoh sukses untuk dapat ditiru oleh pulau-pulau kecil dengan masalah serupa, agar kita bisa menghindari terjadinya generasi hilang dan amat berharap terwujudnya pulau-pulau yang mandiri lestari.

Semoga Semesta mendukung, melalui langkah ringan para sahabat Mata Cinta di manapun berada membantu harapan kami ini.

 

Yuk kerjasama!

matacinta.id@gmail.com